Sariawan, Februari, Cinta dan Jodoh

Sebenarnya akhir-akhir ini saya sedang tidak fit untuk menulis, sejak lima hari lalu saya divonis positif Stomatitis Aphtopsa, bukan sakit yang berat tapi cukup membuat hidup saya terasa berat untuk beberapa hari ke depan. Harap dimaklumi dengan kondisi yang begini ini—kondisi yang lumayan cukup bikin stres—bisa jadi saya menulis entri dengan maksud yang antah-berantah, tanpa tujuan yang jelas 🙂 . Hingga akhirnya terpaksa saya pecah menjadi beberapa sub judul tulisan, karena ndak bakalan nyambung kalo di gabung-gabungin jadi satu tulisan, topik-topiknya ndak penting juga sih, suka-suka saya

Baiklah langsung yang pertama…

Sariawan

Ya, tadi sempat saya curhat sedikit diatas kalo lima hari ini mulut saya sedang sariawan, atau bahasa wikipedianya biar kerenan dikit, Stomatitis Aphtopsa.

Februari

Iya saya tahu sekarang sedang bulan februari, bulan penuh kasih sayang, bulan yang nuansanya memang sedang cinta-cintaan, sebagai seorang yang sangat amatiran dalam persoalan asmara, saya akan coba berbicara menyoal cinta yang sesungguhnya (Wuih…)

Terkesan omong kosong—kalo menurut riwayat hidup, saya ini sudah menahun jomblo anu-nya. Tapi sebenarnya tidak juga karena soal beginian sudah sering saya lihat di kehidupan sehari-hari, dari yang saya lihat di tv-tv.

Baiklah cinta…

Cinta

Dalam konsep yang saya tahu, cinta itu sederhana, “Cinta adalah lawan dari kebencian”. Cinta itu bukan sekedar perhatian aktif terhadap kehidupan lawan jenis seseorang, namun bisa jadi malah universal. Mudahnya seperti saat kita mencintai banyak orang sekaligus, seperti cinta orang tua, cinta kakek, cinta nenek, cinta umi, cinta abah, cinta teman, cinta saudara, cinta alam, cinta, damai, cinta Tuhan, bahkan juga Cinta Laura. Jadi, cinta itu tidak terbatas untuk satu orang saja, siapa saja berhak kita cintai, termasuk selingkuham, pacar teman, bahkan pacar tetangga.

Jodoh

Naah, bicara soal cinta saya tersentil untuk bicara soal jodoh, jodoh itu “Tahanan Tuhan”, saya hanya menunggu kuasa dari Tuhan. Bukan saya tidak sabaran, tapi ini masalah yang lumayan dramatis, mengingat status saya masih bujang. Jadi intinya ya, karena kromosom saya XY, jadi untuk jodoh mudah-mudahan yang berkromosom XX, biar lebih spesifik, menghindari kesalahpahaman, karena saya yakin, walau sudah lama bujangnya saya ini masih lurus.

Sebenarnya banyak syarat dan kriteria yang bisa saya tuliskan soal jodoh yang kira-kira cocok sama saya. Yah bukan karena saya pilih-pilih, tapi saya orangnya memang agak selektif. ya minimal 11/12 kayak mbaknya yang dibawah inilah.

Efranda Stefanus

Udah gitu aja, terima kasih, semoga posting ini bermanfaat, karena saya bukan sedang narsis, tapi saya beneran realitis

• efranda stefanus
• februari
• kromosom XX
• kromosom XY
• sariawan